Kekhawatiran
akan infeksi virus corona atau Covid-19 membuat banyak orang kini lebih telaten
memperhatikan kebersihan, salah satunya baju. Kondisi ini rupanya membuat usaha
laundry kebanjiran pesanan.
Ketua
Umum Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI), Apik Primadya, mengatakan, sejak
merebaknya virus corona membuat banyak orang lebih sering datang untuk mencuci
bajunya. Peningkatan jumlah permintaan jasa binatu bahkan naik hingga 50
persen. "Naiknya tinggi, sampai 50 persen lebih, terutama setelah ada WFH
(work from home)," kata Apik kepada Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).
"Karena pelanggan tahu kalau proses laundry bisa mematikan kuman dan virus
lewat high concentrate pada deterjen. Kemudian setelah pencucian ada
pengeringan di suhu 70 derajat, dan proses setrika uap yang panasnya 80
derajat. Otomatis semua proses ini mematikan virus," kata dia lagi.
Selain
baju, lonjakan permintaan juga datang dari pelanggan yang membawa karpet. Sejak
adanya virus corona, mendorong banyak orang melakukan sterilisasi rumah. Selain
itu, tak semua usaha laundry kiloan menikmati kenaikan order. Lantaran beberapa
bisnis laundry malah mengalami penurunan pemesanan, terutama yang lokasinya
berada di sekitar perkantoran dan kampus. "Naik paling tinggi karpet salah
satunya. Bukan karpet masjid, tapi karpet untuk di dalam rumah," ungkap
pemilik usaha Apique Laundry Jakarta ini. Sebagian orang beranggap, baju bisa
jadi media penularan karena virus corona bisa menempel dan bertahan lama di
baju selama berjam-jam.
Menurut Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus Corona bisa ditularkan melalui droplets (tetesan air) dari orang yang bersin atau batuk. Dimana virus bisa menempel lama di pakaian. Langkah mencuci baju dengan detergen dianggap efektif menghilangkan virus tersebut. Sehingga mencuci baju di laundry dianggap sebagai salah satu solusi praktis bagi mereka yang disibukkan dengan kegiatannya.
sumber :KOMPAS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar